Minggu, 19 Oktober 2014

SOULMATE

SOULMATE
Hmmm bicara tentang soulmate mungkin aku langsung teringat dengan salah satu sahabatku yang bernama Nini Irmiasari, soulmate itu tidak harus pacar kan? Hehe. Jadi disini aku ingin bercerita tentang sahabatku, sahabat yang selalu ada disaat susah maupun senang, sahabat yang selalu bisa menerima dan memaafkan kesalahan teman-temannya, sahabat yang selalu bisa membuat suasana begitu ceria dengan kelakuannya yang terkadang tidak terduga namun selalu berhasil membuat semua orang tertawa bahkan sampai terbahak-bahak. Yaaa, menurutku memang dia pantas di sebut sahabat karna ketulusannya. Awal perkenalanku dengan dia yaitu ketika aku baru masuk di Universitas Gunadarma 2 tahun lalu, dia teman sekelasku di semester 1 dan 2, sebenarnya kami tidak pernah menyangka kalau kami bisa menjadi sahabat yang begitu dekat tapi mungkin karna chemistry kita yang begitu kuat, kami juga mempunyai banyak kesamaan yang membuat kami akhirnya bisa menjadi seperti ini. Aku selalu bercerita tentang apa yang aku rasakan, minta pendapat ataupun solusi jika aku sedang ada masalah begitupun dia, dan pergi ke tempat yang kami suka jika kami membutuhkan refreshing. Setahun berjalan ternyata kelas kami di pisah, di situ kami berfikir mungkin kami tidak bisa lagi main bersama, bahkan untuk bertemupun akan susah, rasa sedih pasti ada tapi aku berfikir jika dia memang sahabatku dia tidak akan pernah menghilang, sesibuk apapun pasti akan menyempatkan waktunya untuk berkumpul bersama, saling bertukar cerita, bercanda tawa, dan diapun berpikir sebaliknya. Seiring berjalannya waktu ternyata pikiran kami salah, justru kami semakin sering bertemu baik itu disengaja atau tidak dan semakin banyak kisah yang kami ceritakan.
Nini sahabat yang memang selayaknya sahabat, pernah aku berpikir mempunyai satu sahabat lagi sebut saja si X yang aku kira dia baik, tulus, bisa menjaga privasi sahabatnya dengan tidak menceritakannya lagi kepada orang lain tapi ternyata aku salah, rasa kecewa karna ternyata si X bermuka dua, didepanku dia bersikap sangat baik tapi dibelakangku dia mengumbar semua privasiku. Dari sini aku belajar untuk tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak mudah menganggap teman yang dikira sangat baik sebagai sahabat, dan aku cukup tahu dengan orang seperti itu. Di sini terlihat juga memang Nini yang selalu ada, dia selalu mendengar keluhanku, selalu memberi solusi yang baik dengan caranya yang memang terlihat sedikit konyol, tetapi akhirnya selalu bisa menghiburku, yang selalu bisa mencairkan segala suasana. Aku bersyukur mempunyai sahabat seperti dia, kami selalu berharap bisa lulus dan sukses sama-sama, selalu berjanji tidak akan lupa jika sudah lulus dan sukses, selalu ingat dengan semua yang kita lewati bersama dan menjadikan semua itu pengalaman dan pelajaran yang berharga.

Mungkin cukup dulu ceritaku tentang soulmate, karna terlalu banyak kalau semua aku ceritakan hehe. Intinya ”and after all, soulmate always end up together”

JURNAL SEGMENTASI PASAR DAN ANALISA DEMOGRAFI


SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
PENDAHULUAN
Segmentasi pasar adalah upaya untuk memilah-milah pasar yang heterogen menjadi lapisan-lapisan (segmen) yang relatif homogen Segmentasi dilakukan atas dasar asumsi adanya kebutuhan yang serupa pada sekelompok orang atas dasar ciri letak / tempat (geografis), ciri demografis (usia, penghasilan, jenis kelamin) atau ciri sifat/ perilaku (psikografis / behavioral). Pada perkembangan seianjutnya, kesamaan kebutuhan ini juga dijadikan unsur segmentasi (benefit segmentation), misalnya pengelompokan konsumen berdasarkan kesamaan kebutuhan akan aroma, kenyamanan, kualitas, dsb.
PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN SEGMENTASI PASAR ·
Swastha & Handoko (1997)
Mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi - bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan - satuan pasar yang bersifat homogen. ·
Pride & Ferrel (1995)
Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli. ·
Di lain pihak Pride & Ferrel (1995)
Mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok - kelompok pasar yang terdiri dari orang - orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa. ·
Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254)
Pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307. 2.
2. MANFAAT SEGMENTASI
1.      Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan- kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2.      Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3.      Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4.      Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5.      Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode- periode dimana reaksi pasar cukup besar. 3.
3. JENIS-JENIS VARIABEL SEGMENTASI
1.      Segmentasi Geografi Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2.      Segmentasi Demografi Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur,  jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3.      .Segmentasi Psikografi Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a.       Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b.      Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c.       Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4.      Segmentasi Tingkah Laku Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar. Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut (Armstrong, 1997): 4.
4. KRITERIA MEMBIDIK SEGMEN PASAR YANG EFEKTIF
Pada dasarnya tidak semua segmentasi itu efektif. Syarat yang diperlukan agar segmentasi efektif adalah:
1.      Harus bisa diukur Besar/luasnya segmen, daya beli dan profit yang bisa diukur
2.      Harus substansial Segmen harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
3.      Mudah dicapai/ditemui (accesable) Segmen harus mudah dicapai dan dilayani. Harus jelas alamatnya, bisa dihubungi, diketahui kebutuhan dan keinginannya.
4.      bisa dibedakan (differentiable) Secara konseptual segmen harus bisa dibedakan dan memberikan respon yang berbeda yang nikah atau tidak nikah memberikan respon yang sama terhadap produk perlatan rumah tangga, tidak perlu dibuat segmen untuk wanita menikah dan tidak menikah.
5.      Harus bisa dilakukan tindakan/dilaksanakan (actionable) Program efektif bisa disusun untuk menarik dan melayani segmen.
5.  ANALISIS DEMOGRAFI
Pada point ini secara spesifik akan dibahas mengeai analisis demografi.
·         Pengertian  Analisis demografi adalah menganalisis secara rinci pada variable demografi untuk menghasilkan informasi yang spesifik dan akurat guna dijadikan patokan dalam mengambil keputusan maupun penentuan target dan segmentasi pasar, hal tersebut diharapkan agar produk yang akan dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan dapat memuaskan konsumen.

A.     Variabel Demografi
Variabel-  variable yang dianalisis dalam analisis demografi diantaranya usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dll.
B.     Kelebihan Analisis Demografi
1.      Informasi relatif mudah dijangkau
2.      Variabel pada analsis demografi lebih konsisten


KESIMPULAN
Segmentasi Pasar adalah proses pemisahan pasar potensial kedalam bentuk sekelompok konsumen dengan karakteristik atau kebutuhan yang relatif sama dan memilih satu segmen atau lebih untuk dijadikan sasaran dengan suatu bauran pemasaran. Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda. Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Salah satu faktor-faktor tersebut antara lain segmentasi demografi, yaitu Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan.

Referensi:
·         http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html

·         http://earldimara.blogspot.com/2011/10/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi.html

ARTIKEL ILMIAH TENTANG PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

Perilaku Konsumen dalam Menentukan Keputusan Pembelian untuk Produk Sepatu

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang. Disini perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian pada suatu produk sepatu. Konsumen dalam menentukan keputusan dalam pembelian ada beberapa proses yang mendasari pengambilan keputusan yaitu :
1.      Pengenalan masalah (problem recognition) konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa ada pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan suatu produk yang akan dibeli kali ini produk sepatu.
2.      Pencarian informasi (information scure) setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Pencarian informasi dapat berasal dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal)
3.      Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.      Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.      Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Factor-faktor yang mempengarui Terdapat 4 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.      Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.      Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.      Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

B.     RUMUSAN MASALAH
Penulis ingin mencari tahu perilaku konsumen dalam melakukan suatu keputusan pembelian pada produk sepatu.

C.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan yang ingin dicapai:
1.      Untuk mengetahui apa yang mempengarui dalam keputusan pembelian suatu produk sepatu.
2.      Untuk mengetahui factor apa saja yang menpengaruhi perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian suatu produk sepatu.

D.    METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis yaitu:
1.      Metode searching ialah metode yang pengambilan data dan bahan dalam penulisan dilakukan dengan cara mencari dari suatu search engine pada internet.
2.      Metode deskrifsi ialah penulis menjelaskan suatu masalah pada bab pembahasan yang berisikan masalah yang ingin di ketahui.
BAB II
LANDASAN TEORI
Secara teori konsumen melalui seluruh lima tahap pada tiap pembelian. Tapi pada pembelian rutin, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa tahap itu. Seorang wanita yang kadang membeli pasta gigi merek yang biasa digunakannya akan mengenali kebutuhan tetapi dia akan bergerak langsung ke proses pembelian, dengan melewatkan pencarian informasi dan mengevaluasi alternatif. Pertimbangan yang muncul pada saat konsumen menghadapi situasi pembelian baru bisa bersifat kompleks.
Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulus internal ketika salah satu kebutuhan normal-lapar, haus, seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong.
Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu kedalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu.
Pengevaluasian Alternatif
Kita telah mempejari cara konsumen menghasilkan informasi yang menghasilkan sekumpulan merek-merek yang akhirnya dipilih. Bagaimana cara konsumen memilih dari alternatif merek yang ada? Pemasar perlu memahami proses pengevaluasian alternatif-yakni, cara konsumen memproses informasi yang menghasilkan berbagaipilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak melakukan satu evaluasi secara tunggal dan sederhana, tetapi konsumen mungkin melakukan beberapa proses avaluasi.
Keputusan Pembeli
Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertamaadalah sikap orang lain. Jika suami Anna Flores sangat merasa Anna harus membeli kamera yang harganya paling murah, maka kesempatan Anna membeli kamera mahal akan berkurang.
Perilaku Setelah Pembelian
Pekerjaan pemasar tidak hanya berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar. Apa yang menentukan pembeli puas atau tidak puas terhadap pembeliannya? Jawabnya terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk uang dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen, maka konsumen kecewa; jika produk memenuhi harapannya, konsumen terpuaskan, jikamelebihi harapannya, maka konsumen akan merasa sangat senang.
Factor-faktor yang mempengarui Terdapat 4 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.      Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.      Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.      Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut
BAB III
PEMBAHASAN
Suatu keputusan dalam membuat keputusan pembelian dalam suatu produk sepatu ada beberapa yang sering ada pada diri konsumen sebelum melakukan pembelian pada produk sepatu yaitu:
1.      Pengenalan Kebutuhan, disini konsumen mengenali sebuah kebutuhan yang ingin dia capai disini konsumen difokuskan kepada suatu produk sepatu. Disini konsumen akan mencari sepatu jenis apa dan model apa yang ia butuhkan.
2.      Pencarian informasi, disini konsumen akan mencari informasi yang bersifat komersial yaitu dari iklan maupun dari pihak teman sang calon konsumen. Disini konsumen akan mencari tahu informasi tentang produk sepatu tertentu dan yang mana yang memiliki kualitas baik dan tahan lama disini juga konsumen akan mencari tahu informasi tentang harga produk sepatu tersebut. Dan mencari tahu informasi tentang jenis dan model yang sedang trend dipasaran, disini konsumen akan mencari tahu informasi yang sangat akurat.
2.
3.      Pengevaluasian alternative disini konsumen akan mencari merek merek alternative jika merek yang pihak konsumen ingin kan memiliki harga yang cukup tinggi dan tidak cukup dengan keuangan konsumen disini biasanya konsumen akan mencari merek-merek alternative merek yang sama persis dengan jenis dan bentuk yang konsumen inginkan, jika keuangan tidak memadai.
4.      Keputusan pembelian setelah proses yang sebelumnya sudah dilakukan konsumen dalam mencari produk sepatu yang diingikan disinilah keputusnya dalam hal membeli produk sepatu tersebut dengan klasifikasi merek-merek yang sudah di cari tahu dan informasi harganya.
5.      Perilaku setelah pembelian disini konsumen akan merasakan kepuasan jika produk sepatu yang ia beli sangat memuaskan dan memiliki kinerja yang baik pada produk sepatu tersebut, misalnya awet tahan lama, kuat, dll.
Selain itu keputusan konsumen kadang dipengarui sebuah motivasi untuk membeli suatu produk sepatu tersebut, dan ada juga dorongan dari pihak eksternal atau pihak teman yang sudah merasakan produk sepatu tersebut jika informasi tidak diingin maka keputusan pembelian akan sedikit tergangu karena keputusan pembelian
BAB IV
KESIMPULAN
Disini penulis dapat memberikan sebuah kesimpulan bahwah sebuah keputusan dalam pembelian suatu produk sepatu sangat bergantung pada kebutuhan dan sumber informasi dan pihak external maupun internal juga sangat berpengaruh dalam hal keputusan pembelian produk sepatu tersebut disini akan menjadi keputusan yang sangat sulit karena ada nya promosi dan diskon yang sangat tinggi dan tuntutan kebutuhan atau trend tentang produk sepatu selepas itu pihak eksternal juga mampu menpengarui pembelian dari informasi yang diberikan setelah pemakaian produk sepatu merek tertentu disini juga konsumen sebelum melakukan keputusan dalam membeli suatu produk sepatu juga ada alternative yang dapat ia pilih yaitu merek-merek yang lain yang sama bentuk dan jenis yang diinginkan jika keuangan kurrang mencukupi untuk membeli salah satu merek yang di inginkan.

DAFTAR PUSTAKA
·         http://eprints.upnjatim.ac.id/603/
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
·         http://www.smakristencilacap.com/arti-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran/proses-pengambilan-keputusan-pembelian-konsumen/Description: Perilaku Konsumen dalam Menentukan Keputusan Pembelian untuk Produk Sepatu Rating: 4.5 Reviewer: Dandy Cru - ItemReviewed:Perilaku Konsumen dalam Menentukan Keputusan Pembelian untuk Produk Sepatu