Minggu, 29 Maret 2015

FAKTA SEBAGAI UNSUR PENALARAN ILMIAH

FAKTA SEBAGAI UNSUR PENALARAN ILMIAH

PENGERTIAN PENALARAN MENURUT PARA AHLI
·         Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui
·         Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
·         Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.

FAKTA DAN PROPOSISI
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta dan bukti-bukti untuk menarik kesimpulan. Sehingga dapat diketahui bahwa unsur dasar penalaran adalah fakta. Suatu pemikiran bisa disebut ilmiah apabila terdapat fakta di dalamnya.
Fakta sebagai unsur dasar penalaran memiliki jumlah yang tidak terbatas. Karena itu, untuk memudahkan pemahaman perlu dibuat klasifikasi fakta. Dalam membuat klasifikasi fakta diperlukan pengetahuan mengenai fakta yang berhubungan karena klasifikasi berarti mengelompokkan fakta-fakta ke dalam suatu hubungan yang logis berdasarkan suatu sistem.
Selain fakta, proposisi juga merupakan unsur yang penting dalam penalaran. Proposisi adalah ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar-tidaknya. Dengan kata lain proposisi adalah pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau ditolak karena kesalahannya. Contohnya sebagai berikut:
1.      Bola itu bentuknya bulat.
2.      Ibu kota Jawa Tengah adalah Bandung
Kalimat pertama merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya. Sedangkan, kalimat kedua merupakan pernyataan yang dapat ditolak karena kesalahannya.

PROSES PENALARAN
Proses penalaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses penalaran induktif dan proses penalaran deduktif. Penalaran ilmiah merupakan perpaduan kedua proses itu.

EVIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Kita mungkin mengartikannya sebagai “cara bagaimana kenyataan hadir” atau perwujudan dari ada bagi akal”. Misal Mr.A mengatakan “Dengan pasti ada 301.614 ikan di bengawan solo”, apa komentar kita ? Tentu saja kita tidak hanya mengangguk dan mengatakan “fakta yang menarik”. Kita akan mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian.
Tentu saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai “kepastian”, Tentu saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut.
Sebaliknya, kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, “Ada tiga jendela di dalam ruang ini,” persetujuan atau ketidak setujuan saya segera jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah didapatkan.
Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.

INFERENSI & IMPLIKASI

PENGERTIAN INFERENSI MENURUT PARA AHLI
Interferensi
·         Alwasilah (1985:131) mengetengahkan pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata.
·         Jendra (1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan, bisa menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna (semantik) (Suwito,1985:55).
·         Interferensi, menurut Nababan (1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua.
·         Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan bahwa interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau lebih.

Interferensi Dalam Bentuk Kalimat
Interferensi dalam bidang ini jarang terjadi. Hal ini memang perlu dihindari karena pola struktur merupakan ciri utama kemandirian sesuatu bahasa. Misalnya, Rumahnya ayahnya Ali yang besar sendiri di kampung itu, atau Makanan itu telah dimakan oleh saya, atau Hal itu saya telah katakan kepadamu kemarin. Bentuk tersebut merupakan bentuk interferensi karena sebenarnya ada padanan bentuk tersebut yang dianggap lebih gramatikal yaitu: Rumah ayah Ali yang besar di kampung ini, Makanan itu telah saya makan, dan Hal itu telah saya katakan kepadamu kemarin.Terjadinya penyimpangan tersebut disebabkan karena ada padanan konteks dari bahasa donor, misalnya: Omahe bapake Ali sing gedhe dhewe ing kampung iku, dan seterusnya.

Interferensi Semantik
Berdasarkan bahasa resipien (penyerap) interferensi semantis dapat dibedakan menjadi, Jika interferensi terjadi karena bahasa resipien menyerap konsep kultural beserta namanya dari bahasa lain, yang disebut sebagai perluasan (ekspansif). Contohnya kata demokrasi, politik, revolusi yang berasal dari bahasa Yunani-Latin.
Yang perlu mendapat perhatian, interferensi harus dibedakan dengan alih kode dan campur kode. Alih kode menurut Chaer dan Agustina (1995:158) adalah peristiwa penggantian bahasa atau ragam bahasa oleh seorang penutur karena adanya sebab-sebab tertentu, dan dilakukan dengan sengaja. Sementara itu, campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling  memasukkan unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten. Interferensi merupakan topik dalam sosiolinguistik yang terjadi sebagai akibat pemakaian dua bahasa atau lebih secara bergantian oleh seorang dwibahasawan, yaitu penutur yang mengenal lebih dari satu  bahasa. Penyebab  terjadinya interferensi adalah kemampuan penutur dalam menggunakan bahasa tertentu sehingga dipengaruhi oleh bahasa lain (Chaer,1995:158). Biasanya interferensi terjadi dalam penggunaan bahasa kedua, dan yang menginterferensi adalah bahasa pertama atau bahasa ibu.

Pengertian Implikasi
Perhatikan pernyataan berikut ini: “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”, jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan sama artinya jika kalimat di atas kita tulis sebagai:
“Bila matahari bersinar, udara terasa hangat”.
”Sepanjang waktu matahari bersinar, udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar  berimplikasi udara terasa hangat”.
“Matahari bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk udara terasa hangat.
Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari bersinar.

CARA MENGUJI DATA, FAKTA DAN AUTORITAS
Cara Menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1.      Observasi
2.      Kesaksian
3.      Autoritas

Cara Menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.      Konsistensi
2.      Koherensi

Cara Menguji Autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1.      Tidak mengandung prasangka
2.      Pengalaman dan pendidikan autoritas
3.      Kemashuran dan prestise
4.      Koherensi dengan kemajuan

Sumber :   
http://www.trigonalworld.com/2013/09/penalaran.html

http://teguhberindra.blogspot.com/2014/03/penalaran.html

Jumat, 27 Maret 2015

PEDAGANG ASONGAN DI DEPOK

PEDAGANG ASONGAN DI KOTA DEPOK

ABSTRAK
Di tengah kesulitan krisis ekonomi yang melanda indonesia sekarang ini dimana mencari nafkah semakin sulit tingkat kemiskinan semakin meningkat lapangan pekerjaan menjadi sulit dan pengangguran merajalela. membuat masyarakat harus berfikir bagaimana mempertahankan hidup. Dengan modal yang terbatas dan kemampuan skill yang masih terbilang minim menjadikan banyak orang memilih profesi sebagai pedagang asongan. Hampir di setiap sudut jalan,terotoar,dan bis kota,kita temui pedagang asongan yang berjualan dengan berpagai macam jenis barang dari rokok, permen, air mineral,dll. Survey kami menghasilkan data mereka yang beroprasi sebagai pedagang asongan di kota Depok umumnya masyarakat berpendidikan rendah sampai ada yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali, sehingga menyulitkan mereka untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.











KATA PENGANTAR

Syukur pada tuhan yang maha kuasa kami sampaikan atas terselesaikannya, makalah ini. Bekerja sama dengan teman dalam menyusun makalah ini menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Walaupun dalam menyusun makalah ini kami telah melakukan pengkajian, penelitian dan observasi serta berusaha untuk menyampaikan materi secara lengkap dan terstruktur.Tetapi tentunya setiap karya tidak ada yang benar-benar sempurna sehingga mungkin makalah ini masih terdapat banyak kekurangan atau mungkin teman-teman masih mengalami kesulitan atau masalah setelah mempelajari makalah ini.Maka kami meminta maaf atas kekurangan dan kesalahan tersebut.
Adanya pedagang asongan, disekitar kita merupakan realita yang tidak terelakan pada kehidupan kota saat ini. Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang tidak memadai serta pendidikan yang terbatas, membuat seseorang harus bekerja keras dari pinggir jalan, pasar tradisional, depan perkantoran, sampai kota-kota besar seperti Jakarta.
Survey kami menghasilkan bahwa, hampir setiap mereka yang berprofesi sebagai pedang asongan umumnya adalah mereka yang berpendidikan rendah bahkan ada yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Dengan keadaan seperti ini sudah seharusnya pemerintah mencari jalan bagaimana cara menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, atau memberikan pandidikan yang terjangkau unuk masyarakat miskin agar mereka mempunyai skill dan kemampuan yang bisa mereka pergunakan untuk mencari kerja. sehingga jumlah pedagang asongan yang semakin tahun semakin meningkat bisa berkurang.





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang..…..............………………………………………………………….1
2. Ruang Lingkup ……….........………..........................................................................1
3. Maksud dan Tujuan ....................................................................................................2
BAB II PERMASALAHAN
1. Permasalahan………………………………………………………………………...3
BAB III PEMBAHASAN
1. Kendala ....…….......................……………………………………………………..4
2. Alternatif................................……………………………………………………... 4
3. Perputaran uang sehari……………………………………………………………...5
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan …….................………………………………………………………. 6
2. Saran ……....................................………………………………………………….7






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Tidak memiliki modal yang cukup
2. Pendidikan yang terbatas
3. Semakin mahalnya biaya hidup
4. Tingginya angka pengangguran
5. Sulitnya mencari pekerjaan
6. Tidak memiliki keahlian khusus (keterampilan)
7. PHK
Batasan Masalah
Dalam hal ini kami mencoba menjelaskan tentang bagaimana kehidupan pak kodir sebagai pedagang asongan di pasar Depok yang sudah lima tahun bekerja
B. Ruang Lingkup
Di tengah kesulitan krisis ekonomi yang melanda indonesia sekarang ini dimana mencari nafkah semakin sulit tingkat kemiskinan semakin meningkat lapangan pekerjaan menjadi sulit dan pengangguran meraja lela. membuat masyarakat harus berfikir bagaimana mempertahankan hidup. Dengan modal yang terbatas dan kemampuan skill yang masih terbilang minim menjadikan banyak orang memilih profesi sebagai pedagang asongan.
Hampir di setiap sudut jalan,terotoar,dan bis kota, kita temui pedagang asongan yang berjualan dengan berpagai macam jenis barang dari rokok, permen, air mineral,dll.
Survey kami menghasilkan data mereka yang beroprasi sebagai pedagang asongan dikota Depok umumnya masyarakat brpendidikan rendah sampai ada yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali,hingga menyulitkan mereka untuk mencari pekerjann yang lebih baik.
Seperti yang kita ketahui kebanyakan para pedagang asongan berjualan disepanjang badan jalan, trotoar, pasar, stasiun, didepan perkantoran, sekolah, dikeramaian dan ditempat-tempat yang paling sering dilalui oleh orang banyak, sehingga mengganggu ketertiban umum khususnya para pengguna jalan dan penumpang umum. Bahkan ada juga yang berkeliling dari rumah-kerumah, karena ditempat itulah cara paling gampang mereka untuk berjualan dan mendapatkan uang. Tidak jarang mereka juga berjualan dengan cara sedikit memaksa , tapi memang berjualan disepanjang jalan atau dipinggiran jalan merupakan tempat yang paling sering dan gampang kita jumpai.
C. Maksud & Tujuan
Maksud dan tujuan utama dari penyusunan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui aktivitas dan segala permasalahan yang dihadapi oleh pedagang asongan dan bagai mana cara mengatasinya,agar kami juga merasakan bagaimana menjalani hidup seperti mereka yang serba kekurangan jika dibandingkan dengan kehidupan kami sekarang ini.
Mudah-mudahan setelah kami membuat makalah ini kami bisa lebih mensyukuri kehidupan dan tidak menyia-nyiakannya serta berusaha memberikan yang terbaik kepada keluarga kami kususnya anak dan cucu kami di masa yang akan datang.
Hidup tidak selalu di atas sewaktu –waktu kita pasti akan jatuh ke bawah jika kita tidak mempersiapkan diri maka sulit untuk kita bangkit kembali maka dari itu persiapkan diri kita dari sekarang dan wariskan kepada generasi kita selanjutnya.




BAB II
PERMASALAHAN

Pedagang asongan merupakan salah satu pedagang kecil-kecilan.Pak kodir adalah seorang yang punya keinginan untuk bekerja keras walaupun hanya dengan modal yang kecil tetapi dia berusaha untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya sehari hari.sebagai kepala keluarga pak kodir ingin sekali memberikan kebahagian terhadap keluarganya dia tidak ingin anaknya seperti dia yang hanya sebagai pedagang asongan.
Meskipun hujan dan panas menerpa kota Depok tetapi pak kodir tetep bertahan dalam menjalankan tugasnya sebagai pedagang asongan pak kodir adalah seorang yang menyayangi pekerjaannya walaupun hanya sebagai pedagang asongan karena hanya dengan berdagang asongan pak kodir bisa membiayai pendidikan anak-anaknya.
Dia bekerja keras dari pagi hingga malam hari hanya untuk mendapatkan uang, pendapatan pak kodir juga tidak menentu, keramaian kota Depok dan kondisi cuaca yang menjadi penentu, apabila cuaca panas pak kodir bisa medapatkan uang Rp 30.000/hari namun apabila cuaca hujan pendapatan pak kodir menurun 30-50% terjadi karena sedikit pengunjung yang datang ke kota Depok pada musim hujan.








BAB III
PEMBAHASAN

A. Kendala
Kendala yang dihadapi oleh pak kodir yaitu kurangnya modal atau biaya untuk mendirikan usaha lain yag lebih baik bayaknya jumlah pedagang asongan di wilayah pasar lama membuat bang kodir harus bekerja lebih keras lagi.keramaian kota dan faktor cuaca menjadi penetu pendapatan pak kodir, pendapatan pak kodir lebih besar di musim panas di karnakan pengunjung pasar lebih ramai di bandingkan musim hujan dan bayak barang yang tidak terjual akibat rusak terkena air hujan sehingga pak kodir harus mengganti lagi dangan barang yang baru.
B. Alternatif
Untuk menanbah modal pak kodir mengurangi pendapatanya yang tadinya tiga puluh ribu menjadi dua puluh ribu, selain mangkal sewaktu-waktu pak kodir juga berkeliling di pasar dan di jalan-jalan. Pak kodir juga mempersiapkan plastik dan payung jika sewaktu-waktu akan turun hujan.
C. Perputaran Uang Sehari
Modal awal = Rp 120.000
Pendapatan sehari apabila cuaca baik Rp 30.000
Pendapatan sehari apabila cuaca tidak baik Rp 15.000
Modal belanja Pak Kodir tiap hari Rp 70.000




BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil observasi kami maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Tidak semua masyarakat beruntung didalam menyambung hidup dan mengais rejeki.
2) Hidup tidak selalu di atas jika kita tidak mempersiapkan diri sedini mungkin maka kita akan jatuh.
3) Adanya ikatan secara psikografis antara pedagang asongan dengan jalanan dan pasar tempat mereka berjualan dimana mereka menjalankan profesi ini.
4) Kehidupan sekarang memang sulit tapi apabila di jalankan dengan sungguh-sungguh akan tercapai sesuatu yang kita inginkan.
5) Salut buat para pedagang pedagang asongan walaupun panas matahari, dinginnya hujan menghatam mereka tetap dengan sabar menjalankan profesi mereka.
6) Hidup jangan pernah takut untuk gagal karena kegagalan tersebut bisa menjadi guru untuk pengalaman kita.
Saran & Kritik

Jadikanlah dirimu sebagai lautan yang luas apapun kejadian itu harus di terima gagal dalam perjuangan belum tentu kemunduran.masa depan mu masih panjang janganlah engkau sia-siakan, menangis dan tertawa itu silih berganti, tidak ada orang yang tertawa terus menerus dan tidak ada orang yang menangis terus menerus, maka dari itu menangislah engkau masih muda agar engkau tertawa dimasa tuamu. Juga jangan sekali-kali kau menghilangkan kepercayaan yang telah diberikan orangtua mu karena doa orangtualah yang membantu mu untuk menjadi orang sukses kelak. Bila kau masih diberikan kesempatan menuntut ilmu sampai perguruan tinggi belajarlah dengan serius karena masih banyak orang yang tidak menpunyai kesempatan seperti kita.

NOTE:
-Tulisan diatas bersifat narasi karena rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah dan akhir.
-Tulisan diatar berjenis "narasi artistik" yaitu narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.